Artistic Plagiarist

Ads Here

Saturday, February 9, 2013

Sebuah Manajemen EMOSI kita


Saya tidak tahu benar atau salah langkah ku untuk sedikit emosi ketika semua beban yang berat telah benar2 luber tak tertahankan, sedianya masalah yang seyogyanya sudah putus masih harus ku urus sedemikain rupa, ku akui aku sedikit bersalah ketika kata2 makian telah terucap, namun inilah kekesalanku, kekesalan yang sudah sampai pada klimaksnya.

Memanajemen Emosi Kita
#Emotion


Namun aku menyadari bahwa api di siram dengan bensin akan menambah marak api berkobar, membuat yang panas menjadi berbara, membuat yang hitam menjadi kelam, kemarin aku sudah berbincang ke salah satu temanku berbicara untuk sesama lelaki, yang tahu akan emosi, dan ku ambil kesimpulan dari apa yang dia ucapkan kepadaku "bersabarlah dan mengertilah"

ketika puncak kekesalan dan emosi seseorang telah membuncah maka pikiran hitam akan mayoritas sedangkan pikiran putih akan menjadi minoritas, bahkan kebenaran pun akan menjadi salah ketika berhadapan dengan emosi yang tidak terkendali.

Memanage sebuah emosi tidaklah semudah apa yang di lihat dan di bayangkan, tidak semua manusia bisa meredam gelora emosinya ketika pundaknya, hanya manusia yang benar-benar kuat dalam artian manusia yang teruji keteguhan jiwanya.

Semoga tulisan singkat ini bisa memberikan inspirasi tentang sebuah manajemen emosi yang paling tidak bisa memonitoring seberapa besar emosi yang di embannya.


6 comments:

  1. Kunjungan balik dari Cybermales nih,...

    ReplyDelete
  2. bersabar dan berusaha mengerti
    2 kunci yg gue dapet disini sob,
    emosi kalau sudah memuncak emg sulit dikendalikan, "mayoritas" remaja nih, yang amsih labil.. hihi

    ReplyDelete
  3. anu mas, sebenarnya menasehati ornag yg sedang marah itu kadang tidak mempan. Soalnya orang yg sudah marah otomatis sudah melalui proses sabar. Cuman dia gak bisa menahan selama mungkin untuk sabar. So, ketika api menyala, biarkanlah sampe bahan bakarnya habis, dia akan mati sendiri.. hehe..

    ReplyDelete